Harga Minyak WTI Jatuh, Brent Naik Terimbas Pasokan Berlimpah

Update Berita Terbaru – Pasar minyak global kembali menunjukkan pergerakan yang dinamis pada hari Rabu (8 Mei 2024). Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2024 anjlok 2,74 dolar AS atau 2,8 persen, menetap di 94,45 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Di sisi lain, harga minyak Brent North Sea untuk kontrak Juli 2024 justru mengalami kenaikan 0,14 dolar AS atau 0,13 persen, menjadi 107,11 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.


Faktor Pendorong Penurunan Harga WTI

Peningkatan Pasokan Minyak Mentah AS: Laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 2,7 juta barel menjadi 388,6 juta barel, melebihi ekspektasi pasar. Hal ini mengindikasikan pasokan minyak mentah yang berlimpah di AS.
Permintaan Lemah di Ekonomi Terbesar Dunia: Data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan permintaan, seperti pertumbuhan sektor jasa yang melambat dan penambahan lapangan pekerjaan yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini dikhawatirkan dapat menekan permintaan minyak di masa depan.
Penguatan Dolar AS: Dolar AS mengalami penguatan terhadap mata uang lainnya, membuat minyak yang dibanderol dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Brent

Kekhawatiran Gangguan Pasokan: Kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan minyak dari Rusia dan Libya masih membayangi pasar. Hal ini mendorong investor untuk mencari alternatif pasokan, seperti minyak Brent.
Permintaan Minyak yang Kuat di Asia: Permintaan minyak di Asia, terutama China, diprediksikan akan tetap kuat di tengah pemulihan ekonomi. Hal ini memberikan dukungan bagi harga Brent.
Pergerakan Pasar Spekulatif: Pergerakan pasar spekulatif juga turut mempengaruhi harga Brent, di mana para trader mengambil posisi beli di tengah ketidakpastian pasar.

Dampak Fluktuasi Harga Minyak


Konsumen: Harga minyak yang tinggi dapat mendorong kenaikan harga bahan bakar dan inflasi, yang pada akhirnya membebani konsumen.
Industri: Industri yang menggunakan minyak sebagai bahan baku utama, seperti industri manufaktur dan transportasi, dapat mengalami peningkatan biaya produksi.
Negara-negara Pengekspor Minyak: Negara-negara yang bergantung pada ekspor minyak untuk pendapatannya, seperti negara-negara di Timur Tengah, dapat mengalami dampak negatif dari penurunan harga minyak.
Pasar Keuangan: Fluktuasi harga minyak dapat menyebabkan volatilitas di pasar keuangan, terutama di pasar saham yang terkait dengan sektor energi.

Kesimpulan

Pasar minyak global terus menunjukkan volatilitas yang tinggi, dengan pergerakan harga yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pasokan, permintaan, kondisi ekonomi global, dan spekulasi pasar. Fluktuasi harga minyak ini memiliki dampak yang luas terhadap berbagai sektor, dan penting bagi para pelaku pasar untuk terus memantau perkembangannya dengan seksama.